Kali ini
aku mencoba sharing tentang taktik tiki – taka ala Barcelona FC dan Timnas
Spanyol. Dalam hal ini aku menerapkannya dalam formasi 2-3-2-3-0 untuk
Manchester City dan formasi 2-3-2-2-1 untuk Real Madrid.
Untuk
Manchester City sendiri aku sudah 4 musim menjadi manager tim, sementara untuk
Real Madrid aku baru masuk menggantikan Jose Mourinho yang memutuskan mundur
pada akhir – akhir musim (tersisa 12 kali pertandingan liga sisa).
Sebenarnya
formasi ini aku dapat dari internet, namun sedikit aku modifikasi. Aku lupa
sumbernya, soalnya udah sebulan lebih yang lalu formasi ini aku peroleh dari
internet. Dari sumber yang aku dapat posisi AML, AMC, dan AMR disetting sebagai
Inside Forward Attack yang aku anggap kurang menambah daya gedor di area
pertahanan lawan.
Sebelum
kita membahas lebih dalam mengenai formasi ini, aku pengen menjelaskan sedikit
tentang syarat – sarat dalam menerapkan formasi dan taktik ini. Syarat utama
dari taktik ini adalah atribut Creatifitas
pemain harusnya di atas dari rata – rata, terutama pemain yang diposisikan pada
posisi gelandang. Karena pengalamanku sebelum menangani Real Madrid, formasi
dan taktik ini aku coba terapkan di Gladbach FC (salah satu club di Liga
Jerman) yang waktu itu aku coba selamatkan dari zona degradasi pada posisi 16
klasemen sementara). Karena materi pemain yang kurang bagus dan tingkat atribut
creatifitas pemain yang dibawah rata – rata, taktik ini kurang berjalan mulus,
pemain lebih banyak kehilangan bola. Meski sempat naik ke posisi 14 klasemen
aku memutuskan mundur dari kursi pelatih Gladbach FC setelah dihajar Dortmund
dengan skor 0-6 yang membuat tim ini turun lagi ke posisi 16 klasemen. Begitu
Jose Mourinho memutuskan mundur dari Real Madrid, aku mencoba menerapkan taktik
ini di Real Madrid.
Ok, kita
langsung saja pada penjelasan taktik ini. Disini ada 2 formasi berbeda yang aku
coba bagi untuk kalian para FM lover’s, namun taktiknya sama.
Pertama –
tama yang akan kita bahas adalah Formasi 2-3-2-3-0 untuk Manchester City.
Formasi
ini tidak menggunakan striker, hanya menggunakan striker palsu atau biasa
dikenal dengan istilah “nomor 9 palsu”. Ketiga Attacking Midfielder berposisi
sebagai gelandang serang sekaligus sebagai striker.
Agar
lebih jelas, bisa kita lihat gambar di bawah ini :
Gambar 1 –
Team Instructions Man. City
Gambar di
atas adalah Team Istructions dari formasi ini. Yang paling utama dalam team
instructions ini adalah settingan pada Philosofy (Very Fluid), Strategy
(Overload), dan Passing (Short). Untuk Width dan Temponya sebelumnya aku
menggunakan settingan default yakni Wide dan Quick, namun karena sering kali
kalah dalam ball position makanya aku terpaksa merubahnya seperti gambar di
atas.
Berikut posisi pemain yang ada dalam formasi ini :
1. GKDisetting sebagai Sweeper Keeper (SK) dengan duty defend dan mentality normal mendekati defend. Creatif Freedom-nya juga disetting normal mendekati little. Pemain yang ditempatkan pada posisi ini mesti memiliki atribut Rushing Out, Reflex, One on One, dan Pace di atas rata – rata.
2. 2 CB
Settingannya juga sama dengan SK, hanya saja untuk clossing down hanya salah satu CB disetting ballance agar pertahanan kita tidak mudah dibuat kocar - kacir menghadapi lawan yang banyak memainkan bola di daerah pertahanan kita, satunya lagi setting sedikit whole pitch. Atau bisa juga kita setting salah satu CB dengan duty Cover. Pemain yang ditempatkan pada posisi ini lebih baik adalah pemain belakang yang memiliki atribut Anticipation, Bravery, Heading, Acceleration, Jumping, dan Concentration yang bagus. Karena formasi ini sebetulnya memiliki kelemahan bisa kebobolan dengan umpan crossing dari sector sayap, makanya memilih pemain belakang dengan atribut diatas tadi adalah solusi untuk menguragi kebobolan dari sector sayap.
3. 2 WB
2 Pemain ini disettng sama dengan duty support dan mentalitynya dibuat normal sedikit mendekati attacking. Passing-nya disetting normal sedikit mendekati direct dengan Cross Aim = Far Post. Tujuannya adalah kedua WB ini diharapkan dapat membuat umpan silang yang bisa mengacaukan pertahanan lawan.
4. 1 DM (Lihat posisi pemain yang dilingkari dengan warna kuning pada gambar 1)
Pemain yang berada pada posisi ini bisa disetting sebagai pemain jangkar (Anchorman) bila menghadapi lawan yang banyak memainkan bola di sektor tengah dan bisa disetting DM dengan duty defend sebagai pemain tengah bertahan yang ditugaskan untuk menjaga salah satu pemain tengah lawan yang dianggap berbahaya, biasanya pemain pada posisi AMC. Pemain ini bila disetting sebagai Anchorman akan sedikit meringankan kerja 2 CB dibelakangnya karena dia akan menjadi barisan pertahanan awal dari serangan lawan sebelum masuk ke area pertahanan CB.
5. 2 MC
Posisi ini bisa diisi dengan kombinasi AP-Support sebagai Playmaker utama dengan BWM-Support, bisa juga dikombinasikan dengan AP-Support sebagai Playmaker utama dengan AP-Attack. Untuk pemain yang ditugaskan sebagai BWM-Support, mentalitynya dibuat normal. Pemain ini bisa menjadi ancaman bagi tim lawan karena pergerakannya yang selalu menusuk dari tengah. Bahkan pemain ini bisa menjadi pencetak gol penentu bagi tim kita. Sedangkan pemain dengan tugas sebagai AP-Attack diharapkan dapat menambah daya gedor ke sektor pertahanan lawan.
6. AML
Pemain pada posisi ini aku setting AP-Attack karena aku kondisikan dengan pemain yang ada (karena kebetulan di Manchester City aku memiliki pemain seperti Neymar, Silva dan Luca Modric. Pemain ini adalah pemain yang aku harapkan bisa memberikan umpan dari sektor sayap sekaligus sebagai pengalih perhatian. Pada dasarnya settingannya yang aku ubah adalah Roam From Position = Yes, Closing Down = Own Half (tergantung dari lawan yang dihadapi, setingan ini berlaku bagi tim lawan yang pemain WB/FB-nya tidak terlalu banyak berkontribusi untuk serangan sehingga tidak perlu mendapatkan pressing ketat), Passing = Mixed (sedikit mendekati direct), Run With Ball = Sometimes, dan Cross From = Mixed. Pengaturan lain - lainnya dibiarkan default saja.
7. AMC
Pemain pada posisi ini aku setting sama seperti AML, namun yang berbeda adalah pada settingan Wide Play = Move Into Channel.
8. AMR
Setingannya juga sama dengan pemain pada posisi AML, namun pemain
ini aku tugaskan sebagai Inside Forward
(IF-Attack) dan menjadikannya
sebagai target man, serta memberikan sedikit keleluasaan kepadanya untuk selalu mendrible
bola (Run With Ball = Often). Jika
anda ingin menjadikan target man pada posisi AML, maka setingan-nya
dipertukarkan saja, AML disetting dengan settingan AMR dan AMR disetting dengan
setingannya AML. tergantung dari kondisi pemain yang ada. Kebetulan aku yang
menangani tim Manchester City, aku lebih banya menempatkan David
Silva pada posisi ini. Seperti halnya di Barcelona, Lionel Messi berada pada
posisi ini. Dan alhasil David Silva berhasil menjadi Pemain terbaik Champions Eropa di musim ke-4 kepelatihanku bersama Manchester City.
Gambar 2 – D. Silva Award
Selanjutnya kita akan coba lihat seperti apa taktik ini bekerja, lihat gambar 3 di bawah ini yang merupakan Team Report dari 25 pertandingan terakhir Manchester City.
Gambar 3 – Team Report (Goal Analysis)
Man. City
Jika kita lihat gambar di atas, bisa kita lihat area assist yang dilingkari berwarna biru masih menjadi sector lemah dalam formasi ini, ini lebih banyak disebabkan tim yang aku lawan banyak yang menggunakan formasi 4-2-3-1, sementara aku hanya memiliki 1 orang pemain jangkar yakni Fellaini yang harus aku istrahatkan jika melihat kondisinya kurang prima. Sebelumnya area sayap menjadi titik lemah dalam formasi ini, namun sudah aku sedikit minimalisir dengan menarik kedua WB dengan mentality normal. Sementara area assist yang aku lingkari dengan warna merah adalah area assist penghasil gol. Bisa kita kita lihat angka 23, ini adalah hasil assist umpan jauh dari 2 WB. Selanjutnya aku jelaskan kenapa dari 3 posisi AMR, AMC, dan AML hanya satu pemain saja yang aku setting sebagai IF-Attack, ini karena aku mengharapkan 2 pemain lain AML dan AMC tidak hanya menjadi pemain yang selalu menunggu peluang dengan mencari ruang kosong, tapi bisa menjadi pengumpan dan menjadi tipuan bagi pemain bertahan lawan sehingga mereka akan menjadi bingung untuk menentukan pemain mana yang harus dijaga dengan ketat.
Berikut adalah gambar hasil pertandingan awal dan terakhir dari Manchester City :
Gambar
4.1 - Fixture Man. City Bag. 1
Gambar 4.2 - Fixture Man. City Bag. 2
Jika kita
melihat pada gambar 4.1, Manchester City beberapa kali mengalami kekalahan, ini
disebabkan pemain belum terlalu memahami lebih jauh tentang taktik ini dimana
sebelumnya taktik yang aku terapkan sangatlah berbeda jauh dari taktik baru
ini. Bahkan aku dipaksa bermain imbang melawan Manchester City pada laga
English Community Shield sebelum mengawali pertandingan liga. Namun Manchester
City berhasil keluar sebaga juara setelah menang dengan drama adu penalty
dengan skor 6-5.
Sementara
untuk gambar 4.2, jika kita melihat hasil pertandingan dengan skor yang aku
beri tanda titik berwarna kuning adalah kemenangan besar yang aku raih. Untuk
skor berwarna merah adalah hasil seri dan kekalahan dengan skor tipis 2-3 dari
Chelsea pada partai Final FA Cup. Sedikit aku ceritakan tentang hasil seri
dengan Liverpool FC, aku sebenarnya sudah unggul terlebih dahulu dengan skor
2-0 pada babak pertama, namun di babak kedua Liverpool FC berhasil mengejar
ketertinggalannya dan membuat hasil menjadi imbang 2-2. Hal ini disebabkan oleh
pemain yang aku turunkan adalah pemain lapis kedua yang notabene 2 CB memiliki
atribut concentration yang kurang
bagus dan ditambah lagi aku harus berkonsentrasi pada pertandingan Final FA Cup
melawan Chelsea. Liverpool berhasil membuat skor menjadi imbang hasil umpan
silang dari sector sayap. Selanjutnya kekalahan dari Chelsea di partai Final FA
Cup disebabkan oleh kartu merah Nigel de Jong pada pertengahan babak kedua
sementara aku berusaha mengejar ketertinggalan 1-2 dari Chelsea. Nigel de Jong
aku turunkan sebagai DM-Defend untuk mengawal ketat pergerakan Juan Matta pada
posisi AMC. Bahkan aku harus tertinggal 1-3 setelah Nigel de Jong mendapatkan
kartu merah tersebut. Aku hanya berhasil menciptakan gol pada menit ke 89
setelah aku memutuskan memasukkan Samir Nasri pada posisi MCL dengan tugas
sebagai AP-Attack di menit ke 85, dan Samir Nasri berhasi menjadi pencipta gol
tersebut. Hasil ini sebenarnya membuatku sempat terpukul setelah 3 musim
berturut – turut Manchester City selalu menyapu bersih semua gelar, kecuali di
musim ini trofi FA Cup harus aku relakan untuk dibawa oleh Chelsea ke Stamford
Bridge.
Selanjutnya
kita akan membahas tentang formasi 2-3-2-2-1 untuk Real Madrid.
Sebenarnya
taktik yang aku gunakan dalam formasi ini tidak jauh berbeda dengan formasi
2-3-2-3-0 di Manchester City. Perbedaannya hanya pada pemain yang dijadikan
sebagai target man. Jika pada formasi 2-3-2-3-0 target man adalah pemain pada
posisi AMR atau AML, pada formasi ini target man-nya berada posisi Striker yang
aku setting sebagai Attacking Forward. Setingannya juga sama sengan setingan
AMC pada formasi 2-3-2-3-0. Posisi AMR juga setingannya sama seperti settingan
pada posisi AMR di formasi 2-3-2-3-0 karena pada posisi ini aku menempatkan C.
Ronaldo yang terkadang aku jadikan sebagai target man untuk membuat lawan sulit
membaca taktik yang aku coba terapkan.
Mari kita
coba lihat gambar di bawah ini :
Gambar 5 –
Team Instructions R. Madrid
Coba anda
perhatikan tanda lingkaran berwarna kuning, merah dan biru serta tanda centang
berwarna merah pada gambar 5 di atas. Pemain yang aku lingkari dengan warna
kuning adalah 2 pemain MC yang salah satunya aku beri tugas sebagai Playmaker
utama. Salah satu diantaranya bisa saja disetting sebagai BWM-Support/Defend
atau AP-Attack. Sementara AMR dimana CR7 aku tempatkan pada posisi ini yang
terkadang aku beri tugas sebagai target man (setting IF jika di jadikan sebagai
target man). Dan pemain yang aku beri lingkaran berwarna biru adalah pemain
kunci dalam taktik ini. Pemain inilah yang aku harapkan dapat mencetak gol
dengan tugas sebagai Advanced Forward (AF-Attack). Selanjutnya kita lihat Focus Passing yang aku beri tanda
centang berwarna merah pada sisi kiri gambar ini. Aku sengaja memilih Down Left Flank agar CR7 (AMR) lebih
leluasa mencari ruang gerak dan tidak mudah untuk dijaga ketat oleh pemain
belakang lawan. Strategi ini aku terapkan apabila target man-nya adalah pemain
pada posisi AMR. Dan kita setting Focus
Passing = Down Both Flank jika target man kita adalah striker(AF).
Selanjutnya
perhatikan gambar berikut ini :
Gambar 6 –
Past Position R. Madrid
Gambar di atas adalah past position Real Madrid. Lihat
kotak berwarna kuning, ini adalah area dimana aku menjadi pelatih Real Madrid. Start
dari posisi 6 setelah ditinggalkan Jose Mourinho yang memutuskan mundur dari
kursi kepelatihan Real Madrid, aku berusaha mencoba bekerja keras membuat
Madrid bisa finish di posisi kedua klasemen di bawah Barcelona dengan selisih
point 16 angka. Cukup dramatis sebenarnya perjuangan ini. Ini menjadi satu
prestasi yang cukup bagus dalam mengawali karirku bersama Real Madrid.
Gambar 7 –
Fixture R. Madrid
Pada
gambar di atas (lihat kotak berwarna merah) dimana aku belum mencoba menerapkan
taktik ini untuk Madrid dikarenakan taktik yang coba aku rancang belum
sepenuhnya dipahami oleh pemain. Sementara aku masih menggunakan formasi yang
pernah digunakan oleh Jose Mourinho (formasi 4-4-2). Pada kotak kuning baru
formasi dan taktik ini coba aku terapkan meskipun pemain belum terlalu paham
dengan taktik ini, aku mencoba memaksakannya. Dan alhasil pada awal penerapan
taktik ini berhasil meraih kemenangan 4-0 melawan At. Madrid dan 2-0 melawan
Arsenal pada partai Perempat Final Liga Champions leg pertama. Selanjutnya
hanya bermain imbang 2-2 melawan R. Sociedad di partai Liga BBVA. Yang sangat
mengesankan adalah hasil pertandingan melawan Arsenal pada leg kedua partai
Perempat Final Liga Champions (lihat skor yang aku beri tanda titik berwarna kuning)
dimana aku berhasil menang agregat 7-6 meski kalah dengan skor 5-6 pada leg
kedua ini. Sedikit aku ceritakan tentang serunya pertandingan melawan
Arsenal di leg kedua Partai Perempat Final Liga Champions. Aku yang mencoba
menerapkan taktik yang sama seperti yang aku terapkan pada leg pertama ternyata
sudah terbaca oleh Arsenal dengan titik kelemahan ada pada sector sayap. Bahkan
5 dari 6 gol yang tercipta dari Arsenal adalah hasil crossing dari sector
sayap. Aku dipaksa tertinggal lebih dahulu pada menit ke 2 babak pertama baru berjalan
dan berhasil membalas dengan 2 gol berturut – turut pada menit ke 14 dan menit
ke 18. Dua menit berselang gol tercipta oleh Arsenal pada menit ke 20 yang
membuat skor imbang 2-2 hingga babak pertama usai. Pada babak kedua akupun
dipaksa tertinggal lebih dahulu pada awal –awal babak kedua yang kemudian aku
samakan lagi selang 5 menit kemudian menjadi 3-3 setelah gol Arsenal tercipta.
Aku dipaksa tertinggal 4-3 setelah Arsenal mencetak gol ke-4 berkat hadiah
penalty dari wasit. Selanjutnya skor saling kejar mengejar hingga aku dipaksa
menelan kekalahan 5-6. Meski kalah Real Madridku berhasil lolos ke Semi Final
Liga Champions melawan Barcelona FC. Pada putaran ini khususnya pada leg
pertama aku berhasil mempecundangi Barcelona dengan skor 6-3 menggunakan taktik
yang sama. Namun harus kalah dari Manchester City yang juga asuhanku yang
menggunakan formasi 2-3-2-3-0 dengan skor 2-4 pada partai Final Liga Champions
(dalam hal ini sebenarnya aku ingin mencoba melihat mana formasi yang lebih
bagus). Kekalahan ini sebenarnya disebabkan Tim Manchester City sudah lebih
memahami taktik ini dibanding R. Madrid karena Manchester City sudah menerapkan
taktik ini sejak awal musim. Faktor penyebab kekalahan yang lainnya lagi adalah
3 hari sebelum partai Final ini pemain R. Madrid sudah banyak mengalami
kelelahan fisik ketika melawan Sevilla pada partai Final Spanish Cup, sementara
Manchester City melakoni pertandingan terakhirnya 1 minggu sebelum partai Final
Liga Champions ini.
Nah, ada
yang tertarik menggunakan taktik ini..?? Jika ada, silahkan anda download pad
link yang ada di bawah postingan ini. Apabila ada hal – hal yang belum dipahami
atau kurang dimengerti atau juga pengen berbagi/sharing pendapat, silahkan anda
tuliskan pada kotak komentar di bawah ini. Insya Allah akan saya jawab.
Salam FM….!!!
Note :
- Formasi/taktik yang aku upload adalah taktik terakhir setelah sedikit aku sempurnakan mengingat kelemahan taktik dan formasi ini berada pada sector sayap.
- Formasi dan taktik ini masih sangat jauh dari kesempurnaan terutama dari segi ball position. Namun saya mengharapkan dengan penjelasan di atas dapat membuat anda paham membuat taktik dan mampu berkreatifitas membangun taktik sehingga taktik ini akan lebih sempurna lagi di tangan anda.
- Ingat…!!! Taktik ini akan jauh lebih manjur jika syarat – syarat yang sudah aku utarakan di awal postingan ini bisa dipenuhi.
Link Download, klik disini. File telah aku satukan dalam
sebuah folder yang aku zip beserta tulisan/postingan ini sebagai panduan anda, dan
bisa anda buka menggunakan aplikasi Winrar/Winzip atau 7zip. Ukuran file +
6 MB (5,85 MB).
Tulisan memukau. Detil dan ringan, atau apalah istilahnya hhahaha yang pasti sama-sama penyuka tiki-taka toh :)
BalasHapusThanks...
BalasHapusSetelah aku membuat postingan ini, aku membuat percobaan 2 CB aku ganti relo-nya dengan kombinasi BPD-Cover dan BPD-Defend dengan setingan Player Instruction yang tetap sama dengan yang ada dalam file taktik tersebut. Alhasil, kedua CB juga ikut berperan memberikan umpan terobosan dari sektor belakang yang susah diantisipasi oleh pemain belakang lawan karena pemain belakang lawan terlalu berkonsentrasi menjaga 3 gelandang menyerang. Ini akan lebih efektif lagi bila Target Man kita memiliki atribut Pace yang bagus. Silahkan dicoba...
BalasHapusgan cara ganti bahasa di FM 12 jdi bhsa indo bs gak? n gmn crnya?
BalasHapussmp skarang jg aku blm dapat gan...
BalasHapusudh search d google jg blm dpt2 caranya...
Wah bole juga ni di coba game strategi fm ini.. Makasih banyak gan strateginya.. Tetep konsisten ya!
BalasHapus